A. Pengertian Cedera
suatu gaya-gaya bekerja pada tubuh atau
sebagian dari tubuh yang melampui kemampuan tubuh untuk mengatasinya.
Gaya-gaya ini berlangsung dengan cepat atau jangka lama kareana berbagai macam cedera
yang timbul, baik pada waktu latihan diketika saat berolahraga maupn pada waktu olahraga (pertandingan)
ataupun sesudah pertandingan.
Cedera dalam dunia olahraga dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu: cedera ringan/cedera tingkat pertama, cedera sedang/cedera tingkat kedua, dan cedera berat/cedera tingkat ketiga.
Cedera dalam dunia olahraga dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu: cedera ringan/cedera tingkat pertama, cedera sedang/cedera tingkat kedua, dan cedera berat/cedera tingkat ketiga.
Secara umum cedera
yang sering dialami karena aktivitas olahraga sebagai berikut:
1. Memar
memar merupaka cedera yang disebabkan oleh benturan benda
keras pada jaringan linak tubuh. Pada memar, jaringan dibawah permukaan kulit
rusak dan pembuluh darah kecil pecah sehingga darah dan cairan seluler merembes
kejaringan sekitarnya. Luka memar yang disebabkan oleh cedera bukan merupakan
keadaan serius dan akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Meskipun
demikian luka memar di bagian kepala mungkin dapat menutupi cedera yang lebih
gawat dalam kepala (tulang kepala retak dengan perdarahan di bagian otak). Bila
luka memar timbul dengan spontan, maka mungkin merupakan tanda gangguan
perdarahan.
Untuk penanganan
cedera memar bisa dilakukan sebagai berikut:
Kompres
dengan es selama
12-24 jam untuk
menghentikan pendarahan kapiler Tujuanya ialah untuk menghentikan pendarahan
(menyempit, vasokontraksi sehingga memperlambat aliran darah) dengan demikian
es mempunyai tujuan mengurangi pendarahan, menghentikan pendarahan, mengurangi
pembengkakan, dan mengurangi rasa sakit dalam pemberian kompres dingin ini, ada
intervalnya yaitu 20 sampai dengan 30 menit. Tujuannya agar jaringan-jaringan
pada tubuh tidak menjadi rusak/mati.
Gunannya kompres dengan es adalah untuk
mengurangi pembengkakkan sebagai akibat pendarahan yang dihentikan oleh ikatan.
Untuk mengurangi pergerakan, balut tekan
adalah suatu ikatan yang terbuat dari bahan elastis.
Bahan perban disebut elastis perban/elastis bandage/tensiokrep atau benda-benda
sejenis. Bahaya balut tekan adalah jika ikatan itu terlalu kencang, maka
pembuluh dara arteri tidak bisa mengalirkan darah ke bagian distal
ikatan. Hal ini akan menyebabkan kematian dari jaringan- jaringan di sebelah
distal ikatan.
hal ini sesuai dengan
pendapat Jones (1996; 53) mengemukakan bahwa dalam Ilmu kesehatan diutamakan
tindakan preventif (pencegahan) daripada tindakan kuratif (pengobatan) karena:
1.
Mencegah memerlukan biaya yang lebih ringan daripada mengobati.
2.
Jika tindakan pengobatan tidak sempurna akan menimbulkan cacat/
invalid.
3.
Selama sakit dapat mengurangi produktivitas.
B. PRINSIP PENANGANAN CEDERA
1.
Penanganan Cedera yang Terjadi
Jika usaha pencegahan
sudah dilakukan secara maksimal, belum tentu potensi
cedera bisa langsung menghilang. Potensi
cedera dalam Penjasorkes sangat mungkin terjadi mengingat banyaknya faktor yang
mempengaruhi. Berikut ini adalah penanganan cedera berdasarkan jenis cedera
yang diderita oleh siswa.
a. Memar, Strain dan
Sprain Menurut Ronald P. Pfeiffer (2009: 36) ketika terjadi cedera memar,
strain dan sprain saat berolahraga terapi dingin sering digunakan bersama- sama
dengan teknik pertolongan pertama pada cedera yang disebut RICE(Rest,Ice,Compression
and Elevation).
1. Rest (istirahat)
Cara melakuakan nya dengan Mengistirahatkan bagian tubuh
yang cedera, bertujuan untuk mencegah bertambah parahnya cedera dan mengurangi
aliran darah yang menuju ke daerah yang cedera.
2.
Ice (aplikasi dingin)
Yaitu memberikan es selama dua hari setelah
cedera untuk melokalisir daerah cedera, mematikan ujung syaraf sehingga
mengurangi rasa nyeri, dan mencegah agar jaringan yang cedera tidak bertambah
bengkak karena pemberian es akan menyebabkan vasokontriksi sehingga aliran
darah yang menuju daerah cedera berkurang.Pemberian es jangan sampai terlalu
lama karena akan mengakibatkan iritasi,hypothermia,dan frost bite yaitu
kerusakan yang terjadi karena penerapan aplikasi dingin yang
berlebihan.
Cara penerapan aplikasi dingin atau pemberian
es yaitu:
a)Es ditempatkan pada kantong
plastik kemudian dibungkus denganhanduk.
b)Kompres es dilakukan selama 2-3
menit
c) Bila sudah terasa kesemutan atau
telihat pucat pemberian es dapat dihentikan sementara. Ini merupakan tanda
telah terjadi vasokontriksi.
3. Compression (pembalutan)
Yaitu mempergunakan kompresi elastis selama
dua hari untuk mencegah pembengkakan dan menghentikan perdarahan. Pembalutan
dapat menggunakan perban atau pembalut tekan yang elasti(tensocrepe) dan harus
dipakai senyaman mungkin.
4. Elevation(meninggikan daerah
cedera)
Berusaha agar bagian yang cedera ada di atas
letak jantung untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembengkakan akibat
perdarahan dan Peradangan . Dalam perawatan nyeri yang disebabkan karena
cedera, terapi dingin dilakukan sampai pembengkakan berkurang. Terapi dingin
biasanya digunakan pada 24 sampai 48 jam setelah terjadinya cedera dan dipakai
untuk mengurangi sakit dan pembengkakan. Panas selanjutnya digunakan dalam fase
rehabilitasi fase kronis. Beberapa kondisi yang dapat ditangani dengan RICE
antara lain cedera memar, strain dan sprain, dan kram otot.